Sebuah Perjalanan cinta
Cerpen kisah
nyata dari seorang pemuda yang sangat mencintai wanitanya
Kisah ini bermula dari di
penghujung tahun dan bertemunya dengan tahun baru, waktu itu aku lgi
jalan-jalan dengan sahabat aku di sebuah kota ketika di tengah perjalanan aku
merasa suntuk dan mengambil sebuah handphone dari saku, dan aku melihat messenger
ada terlihat seorang wanita yang sedang online aku mencoba membuka profilnya
untuk melihat identitas dari seorang wanita tersebut dan ternyata status fb
terseut masih lajang maka dari itu aku branikan untuk ngechat wanita tersebut,
sebut saja namaya RANI [ nama samaran ].
Dan ternyata wanita tersebut respon dengan chat aku, akirnya
kami saling ngechat sampe mlm tahun baru pun tiba, aku dan Rani pun masih
saling chat dengan pembahasan yang selalu membuat tertawa sampai tak sadar
bahwa aku sedang bersama sahabatku yang lagi duduk di suatu warung kopi di
kota, di malam itu aku tau bahwa rani besok akan berulang tahun, aku menunggu
sampai jam 00.00, dan jam itu pun tiba, aku mengucapkan selamat ulang tahun
kepada rani, malam semakin larut hingga Rani pun berpamitan untuk istirahat dan
kami pun saling mengucapkan selamat malam, aku dan sahabatku masin di warung tempat
kami duduk, jam telah menunjukan jam 03.00 kami pun beranjak pulang ke rumah,
sesampai di rumah akupun langsung melihat handphone kembali aku membuka
Facebook kembali untuk melihat koleksi foto rani, dalam sendiri aku tersenyum
melihat koleksi foto-foto rani, di dalam foto rani terlihat cantik, manis, dewasa,
ke ibuan, pokoknya sempurna layaknya sosok wanita idaman, dan tak terasa jam
pun menunjukan pukul 05.00 aku pun berusaha untuk istirahat.
Pagi pun tiba aku terlambat bangun jam sudah menunjukan
pukul 09.00 aku pun bergegas bangun dan mengambil handphone setelah aku lihat
ternyata rani sedang online, aku pun mencoba untuk memberanikan diri menyapa
rani, dan ternyata rani pun membalas chat yang aku kirim, kami pun tak
henti-hentinya saling membalas seperti lagi membaca buku selalu ada bahan yang
di ceritakan,
Hari ke 3, kami pun mulai saling memperhatikan dan saling
menegur, tanpa di sengaja aku pun bertanya kepada rani, apah dia sudah memiliki
pasangan, dan dia menjawab belim memiliki pasangan, dalam hati terasa bahagia
yang tak terkira karena wanita yang di idamkan ternyata belum ada yang
memiliki, dan begitu juga sebaliknya rani bertanya kepadaku apakah aku sudah
memiliki pasangan, dan aku pun menjawab belum ada yang mengisi hati ini, karena
setelah berpisah dengan kekasihku 6 bulan yang lalu aku takut untuk manjalin
sebuah cinta lagi, tapi etah mengapa rani bisa merubah segalanya, yang awanya
takut untuk menjalin cinta kini hilang semua se akan rani meyakinkan tak
mungkin ada kekecewaan, dan rani pun bertanya selama ini tidak pernah menelfon
seorang wanita, aku menjawab tidak dan aku pun memberanikan diri untuk meminta
no telphon rani, dan rani pun memberikan no telphonnya, aku pun merasa bahagia
ternyata rani selalu merespon apa yang aku Tanya, jantung berdebar kencang
seperti lari marathon 10 KM, aku pun memberanikan diri untuk menelphon rani,
rani pun mengangkat telphon dengan nada agak sedikit canggung aku pun mencoba
menenangkan diri dan mulai menyapa, sampai akhirnya kita bisa nyaman bercerita,
tertawa, canda, kami saling menelphon di hari-hari selanjutnya, aku dan rani
sanggup telphonan hingga ber jam-jam sampay batre low, setelah aku dan rani
bisa sama-sama nyaman di hari berikutnya aku mencoba memberanikan diri untuk
mengungkapkan perasaan yang ada, dan ternyata rani membalas rasa yang aku
ungkapkan, aku dan rani pun jadian kami mulai mengenal satu sama lain, saling
menceritakan tentang masa lalu, sampai tak ada yang terlewatkan saling jujur
tentang apa kekurangan masing-masing dan kelebihan masing-masing, setiap hari
aku dan rani saling komunikasi tanpa ada waktu yang tersisa hamper 24jam kami
komunikasi.
hari berganti hari, minggu berganti minggu bulan berganti
bulan, aku dan rani menjalani hbungan ini dengan bahagia aku dan rani
berkomunikasi setiap hari tanpa henti, tak pernah kehabisan bahan otak kami
seperti kamus selalu ada cerita tanpa henti, walau aku dan rani mempunyai
kesibukan masing-masing tapi kami tetap komunikasi seperti tak ada kesibukan,
aku bekerja sebagai buruh di suatu perusahaan sedangkan rani bekerja di
rumahnya bisa di bilang rani seseorang yang mandiri tanpa ketergantungn dengan
orang tua walau dia tinggal dengan orang tua tapi dia mempunyai usaha sendiri
untukk membantu orang tua dan untuk dirinya sendiri, aku dan rani saling memberi
motifasi dan saling mengingatkan seling memperhatikan sampai sedetil mungkin,
waktu terus berlalu sampai di bulan puasa dimana rani
memiliki aktifitas yang padat tapi kami masih saling komunikasi 1bulan penuh
puasa kami tetap menjalani dengan kebahagiaan yang sempurna, karena baru rani
yang bisa membuat aku merasa hidup, dan semangat menjalani kehidupan, tiba di
waktu berlebaran, aku dan rani subuk dengan tamu yang hadir di rumah, aku
bertanya kepada rani, boleh kah aku datang ke rumah mu, rani menjawab jangan
karena rani tidak pernah kedatangan seorang cowok ke rumah mau itu teman atau
pacar, aku pun meng iakan, lebaran berjalan ternyata rani bertanya balik
bolehka jika rani datang dan aku langsung menjawab boleh kenapa tidak karena
aku dan rani sudah berkomitmen untuk serius menjalani hubungan ini ke jenjeng
pernikahan, ternyata bener rani datang ke rumahku dengan adiknya langsung
berkenalan dengan keluargaku dan ada saudara juga karena suasana rumah lagi
rame para saudara ada di rumah, aku dan rani pun bercerita di ruangan lain, dan
sore pun tiba rani berpamitan untuk pulang rani menyalami semua orang yang ada
d rumahku tanpa sungkan, aku sungguh bahagia karena baru rani se orang wanita
yang berani datang ke rumah dan baru rani pula yang berani bersalaman dngan
orang tuaku, bahagia ini tak bisa di ungkapkan lagi, lalu rani pun berajak
pulang aku dan rani mulai berkomukasi lagi, keesokan harinya ketika sahabatku
datang kerumahku aku mengajak pergi ke rumah rani tanpa sepengetahuan rani, aku
pun bertanya pada rani dimana sekarang, rani menjawab di rumah, aku dan
sahabatku pun beranjak menuju rumah rani,ketika di depan rumah rani, rani pun
terkejut melihat aku nekat datang kerumah rani, aku dan sahabatku di
persilahkan masuk dan kami bercerita di dalam rumah rani, tk terasa sore pun
tiba aku dan sahabatku pun berpamitan untuk pulang dan kami pun beranjak
pulang, setah itu kami trus berkomunikasi seperti biasa tanpa ada yang
berbeda,seteh lebaran rani sering datang kerumah sendiri atau pun dengan
adiknya, setiap minggu dia datang kerumaku, sampai di suatu hari aku mengajak
rani jalan-jalan dan rani pun bersedika jalan,aku menjemput rani kerumahnya, aku dan rani pergi kesuatu tempat kami berhenti di sebuah rumah
makan baru rani wanita yang aku bawa makan ke tempat itu, kami sangat bahagia
lalu aku dan rani jalan ke pantai di situ aku dan rani bercanda, tawa sambil
melepaskan beban yang ada, sungguh kebahagiaan yang tak bisa ternilai, aku
berkata dalam hati ini suatu kebahagiaan yang belum pernah ku dapatka, lalu aku
melihat wajah rani dan aku mengucapkan, aku mencintaimu karena ALLAH mau kah
kamu menjadi istriku, rani tersenyum dan rani pun menjawab aku mau menjadi
istrimu, kebahagiaanku pun semakin bertambah dan aku semakin bersemangat,sore
pun tiba aku mengatakan kepada rani kenapa waktu ini terlalu cepat berlalu,
rani pun tersenyum dan menjawab karena kita sama2 bahagia dan tidak mau
terpisahkan, biar maut yang memisahkan kita, dan kami pun berkomitmet untuk
bersama tak ada yang memisahkan kami selain maut, dan kai pun beranjak pulang
karena watu sudah hamper magrib, dan sampai di rumah rani pas azan magrip dan
aku pun langsung berpamitan pulang, setelah sholat isya kmi berkomunikasi
hingga malam begitu seterusnya,.
2 bulan sebelum tahun baru berikutnya aku ada mendengar
kalau rani akan di carikan jodoh oleh kluarganya dan aku pun bertanya pada rani
apa itu benar, rani pun menepin semua yang aku tanyakan, dalam hati aku
bertanya apa yang sebenarnya terjadi? Karena sebelumnya semua kluarga rani
setuju dengan hubungan kami dan orang tua ku pun setuju sedangkan aku masih
berusaha kerja tanpa ada asa lelah untuk meminang rani, waktu trus berjalan
tapi hubungan aku dan rani tak seperti biasa, mulai banyak perselisihan apa
yang sebenarnya yang terjadi.
Tahun baru pun tiba setelah tahun baru aku dan rani
berkomitmen untuk tunangan antara aku dan rani, aku member cincin kepada rani
sebagai ikatan bahwa aku serius menjalani hubungan ini, rani pun menerimanya
karena kami pernah berjanji hanya maut yang memisahkan kami, dan aku mencintai
rani karena ALLAH, beberapa hari dari situ rani kedatangan tamu rombongan
ternyata itu orang yang di jodohkan dengan rani, awalnya rani tidak pernah open
karena tidak ada pikiran rani sampai di
situ, ke esokan harinya rani di panggil dengan kakaknya dan di beri tau bahwa
yang datang kemarin orang yang akan di jodohkan dengannya, rani hanya terdiam
tak ada respon, aku menghubungi rani aku bertanya pada rani karena hati ini
mulai tak ada ketenangan lagi hati sudah berkata-kata bahwa yang hadir kemarin
adalah orang yang mau di jodohkan terhadap rani, ketika aku bertanya pada rani,
rani tetap menolak pertanyaanku, dan awalnya rani menolak perjodohan itu karena
rani ingat janjinya hidup denganku, entah kenapa di hari berikutnya rani
berkata padaku, aku bukan yan terbaik untukmu aku terpaksa mengikuti keinginan
orang tuaku ini untuk kebahagiaan orang tuaku dan saudaraku, biarlah
kebahagiaanku hancur, dan akirnya rani dan lelaki yang di jodohkan itu menjalin
suatu hubungan, aku dan rani terpisah aku memilih hidup sendiri, rani bersama
orang lain, mungkin kesendirianku itu lebih baik, aku menyadari bahwa aku bukan
orang kaya yang bisa memenuhi semua kebutuhan dan aku hanya manusia biasa yang
banyak memiliki kekurangan.
Hingga saat ini pemuda ini memilih memutuskan untuk sendiri,
pemuda ini bukan tidak bisa mencari yang lain, karena pemuda ini takut pada
janji yang telah di ucapkan, ALLAH maha mendengar, juga Maha Melihat.
Jangan pernah
mengucapkan janji jika tidak bisa untuk menepati karena janji adalah hutang
yang di bawa sampai Akhirat
Cerpen ini saya persembahkan buat Alm.NORMA DAENNA, Beliau seorang abang dan ini cerpen pertama saya yang
tidak sempat beliau baca, tapi beliau sempat menemani saya membuat cerpen ini
mulai dari jam 01.30 s/d 03.30 pagi alau dari kejauhan dan satu hari setelah
pembuatan cerpen ini beliau telah pergi untuk menghadap ALLAH SWT, sema beliau
di tempatkan yang layak di sisi ALLAH SWT, dan amal ibadahnya di terima, Amiin
Jika para sahabat ingin cerita hidupnya di tulis agar bisa
di kenang bisa hubungi kami,
Terima kasih, semoga para sahabat terhibur, nantikan di
cerita selanjutnya.
30,
April 2019
Penulis;
PUTRA
Penerbit;
Inspirasi Diri
Sentuhanputra.blogspot.com
Facebook;
Anak Rantau
WhatsApp;
0852 6253 1965
2 komentar:
Cerpen yang bagus... Semoga bisa terus memberikan karya2 terbaik buat pembacanya... Amin .
Kisahnya sama dengan ku..
youp,,, trimakasih gan,, ni cerpen pertama ane,, semoga kedepan bisa lebih baik gan
Posting Komentar