Pages

Subscribe:

Labels

Rabu, 10 Agustus 2011

Gemuruh di Waktu Senja

Senja yang telah menempanya hingga musim renta
tak ada yang lebih membakar hati, selain gemuruh di pagi hari
saat pagar dan tembok anyaman bambu rumahnya roboh
bukan lantaran banjir atau tsunami yang tiba-tiba
tapi betapa gemuruh pentungan dan buldozer menggilas
segala yang dimilikinya, airmatanya, peluh harapannya
yang lama ia tanam dalam ruang tempat teduh tubuhnya sehabis kerja
seorang senja yang menarik tangan anaknya dari lelap
dari mimpi tentang kebahagiaan yang tak lagi bisa diwujudkan
karena pentungan dan peraturan telah menenggelamkan
segala yang telah lama ia tanam dalam ruang tempatnya mengaji dan berdoa
gemuruh itu,
tiba-tiba menukik, mencekik ribuan bayi-bayi merah
dan teriakan mereka hanya auman harimau linglung di tengah gurun
gersang juga hati mereka yang memaksanya keluar dari kehidupan
dan hujan tak lagi memberi kesejukan,
kecuali tangisan mereka yang melebihi banjir bandang
dan kita hanya mampu memandang
gemuruh penggilasan berjamaah.
Bunga Pustaka, Februari 2009
Puisi-Puisi YOSI M GIRI*

Tidak ada komentar: